Kamis, 21 April 2016

MAKALAH PENULISAN KARYA ILMIAH



BAB I

PENDAHULUAN



            Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan tersebut  biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
            Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena itu,  menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian, karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan adanya pengertian yang sama antara penulis dan  pembaca.
            Dengan belajar menulis karya ilmiah dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh pembaca.

1.      Apa pengertian karya ilmiah ?
2.      Bagaimana karakteristik karya ilmiah ?
3.      Apa syarat sebuah karya ilmiah ?
4.      Bagaimana struktur sebuah karya ilmiah ?
5.      Bagaimana pembuatan karya ilmiah ?
6.      Apa jenis-jenis karya ilmiah ?

      3.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian karya ilmiah
2.      Untuk mengetahui pengertian karya ilmiah
3.      Untuk mengetahui karakteristik karya ilmiah
4.      Untuk mengetahui syarat-syarat sebuah karya ilmiah
5.      Untuk mengetahui struktur karya ilmiah
6.      Untuk mengetahui cara pembuatan karya ilmiah
7.      Untuk mengetahui jenis-jenis karya ilmiah

BAB II

PEMBAHASAN



            Pengertian Karya Ilmiah menurut para ahli :
         1.         Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang baik dan benar (Wardani, dkk 2007)
         2.         Karya ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah tentang displin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, benar, logis, utuh, bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang benar. (Pateda 1993: 93)
            Dan dari kedua pengertian di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Karya ilmiah itu adalah jenis tulisan yang memiliki karakteristik dan gaya tersendiri, karena dia disusun dengan aturan-aturan yang sangat ketat. Karya ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah tentang disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, benar, logis, utuh, bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang benar.


     B.   Ciri-ciri Karya Ilmiah
1.      Struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2.      Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.      Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4.      Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

    C.  Karakteristik Karya Ilmiah
Karakteristik karya ilmiah yang membedakannya dengan karya non-ilmiah adalah :
  1. Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir dalam pembahasan masalah
  2. Lugas, dengan arti tidak mengandung interpretasi lain
  3. Logis, disusun berdasarkan urutan yang konsisten
  4. Efisien, hanya menggunakan kalimat yang penting dan mudah dipahami
  5. Efektif, ringkas dan padat
  6. Objektif berdasarkan fakta-fakta yang ada dan konkret
  7. Sistematis, baik penulisan maupun pembahasan sesuai prosedur dan system yang berlaku
Sifat karya ilmiah formal harus memenuhi syarat:
         1.         lugas dan tidak emosional, Mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
         2.         Logis, disusun berdasarkan urutan yang konsisten
         3.         Efektif, satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
         4.         Efisien, hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
         5.         Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.
     E.  Struktur Karya Ilmiah
Selain sistematis, benar, logis, utuh, bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang benar. penulisan karya ilmiah juga ditentukan dari struktur penulisannya sendiri. Jika diperhatikan, akan ditemukan bahwa karya ilmiah selalu tersusun dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. (UM, 2005; Musaddat, 2006).
         1.         Bagian Pelengkap Pendahuluan
            Bagian ini dimaksudkan husus pada halaman judul, karena itu juga, dalam setiap karya ilmiah hanya terdapat satu bagian pelengkap pendahuluan. Halaman judul sendiri berfungsi untuk menampilkan karangan agar terlihat lebih menarik. Pada halaman judul ini dicantumkan hal-hal: judul tulisan, keterangan tugas (misalnya tugas dari guru, dosen, atau disampaikan pada sebuah seminar), nama penulis, tempat, dan tahun. Ada juga cara lain untuk menulis halaman judul selain yang sudah disebutkan. Yaitu dengan tidak menggunakan halaman judul. Sebagai gantinya, penulis meletakkan judul makalah dan informasinya pada bagian isi tulisan. Judul tulisan dan nama penulis diletakkan di tengah atas, keterangan tentang tugas serta keterangan penulis dicantumkan pada catakan kaki. Yang perlu dipahami adalah bila menggunakan cara pertama, cara kedua tidak perlu digunakan.


         2.         Bagian Isi
            Bagian ini merupakan inti dari karya ilmiah. Kita dapat membaginya menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Bagian pendahuluan berguna untuk menarik perhatian pembaca terhadap masalah yang akan dibicarakan, oleh karena itu, pendahuluan harus memuat (a) latar belakang masalah; (b) alasan memilih topik; (c) uraian mengenai pentingnya masalah; (d) pembatasan ruang lingkup masalah; dan (e) jika perlu ditutup dengan harapan penulis.
            Bagian pembahasan merupakan bagian utama dari bagian isi. Disinilah semua hasil riset dan penelitian mengenai segala persoalan yang telah dibahas diuraikan secara sistematis dan utuh. Kemudian bagian simpulan merupakan sari dari pokok-pokok yang sudah diuraikan dalam bagian pembahasan. Simpulan sendiri harus dirumuskan dengan tegas sebagai pendapat penulis terhadap masalah yang telah diuraikan. Namun banyak juga penulis yang tidak memberikan simpulan pada makalahnya, melainkan menggunakan penutup. Konsekuensinya ketika memilih menggunakan bab penutup adalah, penulis tidak perlu lagi memberikan simpulan, tetapi cukup dengan memberikan harapan yang diinginkan. Pada konteks ini, tidak dibenarkan menggunakan kedua cara ini secara bersamaan.
         3.         Bagian Pelengkap Penutup
            Bagian ini biasanya terdiri dari bibliografi atau daftar pustaka. Daftar pustaka sendiri adalah daftar yang breisi judul buku-buku, artikel-artikel, atau bahan penerbitan lainnya yang berhubungan dengan tulisan. Ada beberapa unsur yang terdapat dalam daftar pustaka, antara lain: nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, termasuk judul tambahan, tempat terbit, dan penerbit.
Sederhananya, jika diurutkan secara vertikal, struktur karya tulis ilmiah akan menjadi seperti ini:
  • Bagiang pelengkap pendahuluan:
  1. Halaman judul (Wajib)
  2. Halaman pengesahan
  3. Moto dan persembahan/abstrak
  4. Kata pengantar
  5. Daftar isi
  6. Daftar tabel
  7. Daftar gambar
  8. Daftar lampiran
  • Bagian isi:
  1. Pendahuluan:latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tinjauan/manfaat, definisi istilah
  2. Kajian pustaka/landasan teori/penelitian relevan/kerangka teori
  3. Metode penelitian: jenis penelitian, data dan sumber data, sample, metode pengumpulan data, metode analisis data, metode pengkajian hasil analisis data
  4. Hasil + pembahasan
  5. Simpulan dan saran/penutup
  • Bagian pelengkap penutup:
  1. Daftar pustaka/bibliografi
  2. Lampiran-lampiran/biografi


Umum karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
         1.         Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.
         2.         Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
         3.         Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
         4.         Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
         5.         Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
   G.   Pembuatan Karya Ilmiah
  1. Pemilihan Topik
Topic adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap. Didalam memi;ih topic karya Ilmiah harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini :
1)      Topic harus bermanfaat dan layak dibahas. Bermanfaat berarti bahwa pembahasan topic itu akan member sumbangan bagi pengembangan ilmu dan profesi. Layak dibahas berarati bahwa topic itu memang memerlukan pembahsan sesuai dengan bidang yang ditekuni.
2)      Topic cukup menarik terutama bagi penulis. Topic yang demikian dapat memotivasi penulis berusaha secara kontinu mencari data yang berguna dalam membahas masalah yang dihadapi.
3)      Topic dikenal baik. Ini berarti topic yang dipilih harus topic yang diketahui atau dikuasai penulis sendiri.
4)      Bahan yang diperlukan untuk pembicaraan topic itu, dapat diperoleh dan cukup memadai.
5)      Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
  1. Pembatasan Topik
Topic yang terlalu umum atau luas, yang tidak sesuai dengan kemampuan penulis untuk membicarakannya, dapat dibatasi ruang lingkupnya. Hal ini dilakukan agar penulis tidak hanyut dalam suatu persoalan yang tidak ada habis-habisnya dan dapat menulis dengan satu tujuan khusus.  Proses pembatasan topik dapat dipermudah dengan cara membuat diagram jam, diagram pohon dan pyramid terbalik.
Dengan cara diagram jam, topic diletakkan dalam sebuah lingkaran. Dari topic itu diturunkan beberapa topic yang lebih sempit. Contoh :
                                                            Ilmu kelautan
                        Laut fasifik                                                     laut sebagai sumber energy
            Lautan atlantik                                                                  kekayaan di laut
LAUT
          Laut territorial                                                                           laut di Indonesia
            Indonesia                                LAUT
            Laut sbg  lap kerja                                                               kehidupan dalam laut
            Peranan laut dalam                                                      kandungan kimia air laut
           Hubungan antar bangsa
                                                            Riwayat Laut

  1. Penentuan Judul
Topic berbeda dengan judul. Topic adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karya ilmiah. Sedangkan judul ialah nama, title, atau semacam label untuk suatu karya ilmiah. Penentuan judul harus dipikirkan secara serius dengan mengingat beberapa syarat berikut :
1)      Judul harus sesuai topic atau isi karya ilmiah
2)      Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda bukan dalam bentuk kalimat. Misalkan “Kerang Mutiara di Maluku Selatan Perlu dibudidayakan” di nilai tidak tepat. Sebaiknya “Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan”.
3)      Judul karya ilmiah diusahakan sesingkat mungkin. Misalkan “Cara Yang Dilakukan Dalam Menangani Dan Mencegah Klaim Pada PT Djakarta Loyd Cabang Medan-Belawan” dapat disingkat menjadi “Proses Penanganan dan Pencegahan Klaim pada PT Djakarta Loyd Cabang Medan-Belawan”.
4)      Judul karya ilmiah harus dinyatakan secara jelas.
  1. Perumusan Tema
Setelah penentuan judul, langkah selanjutnya yaitu penentuan tema. Penulis membuat rumusan mengenai masalah dan tujuan yang ingin dicapai tadi. Rumusan itu dinamakan tema. Untuk memenuhi keperluan penyusunan sebuah kerangka tulisan ilmiah, rumusan tema harus berbentuk kalimat. Rumusan singkat yang berisi tema dasar sebuah karya ilmiah, disebut Thesis. Rumusan singkat yang tidak menekankan tema dasar disebut Pengungkapan maksud.
Perhatikan contoh pembuatan rumusan tesis dan pengungkapan maksud dibawah ini !
v  Topik               : pertanian rakyat di Indonesia
            Tujuan             : mendorong rakyat untuk meningkatkan produksi pertanian
            Tesis                : dalam rangka meningkatkan produksi pertanian rakyat Indonesia,
                                       hendaknya rakyat di dorong atau dirangsang dengan memberi kredit dan
                                       penerangan.
v  Topik               : Penanganan Klaim Pada PT. Djakarta Llloyd Cabang Medan-Belawan
v  Tujuan             : menggambarkan penanganan Klaim Pada PT. Djakarta Llloyd Cabang
                                      Medan-Belawan
v  Pengungkapan : Penulis ingin menggambarkan penanganan klaim pada PT Djakarta
            Maksud              Lloyd cabang Medan Belawan sehingga gambaran proses penanganan    

         5.         Pengumpulan bahan
      Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang relevan digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Dalam tahap ini, penulis atau penyusun harus giat mencari informasi dari kepustaan mengenai hal-hal yang ada relevansinya dengan judul yang digarap. Sumber utama bahan penulis adalah pengalaman dan inferensi dari pengalaman. Untuk memperoleh pengalaman yang diperlukan melalui observasi, pedoman wawaqncara, angket, atatu instrument instrument lain dapat digunakan penulis.

         6.         Penyusunan kerangka makalah
      Dalam kerangka karangan itu ditentukan dahulu judul skripsi, makalah atau laporan penelitian, judul bab dan judul anak bab. Judul bab dan judul anak bab merupakan pecaham masalah dari judul kerangka ilmiah yang ditulis. Apabila sudah dibuat pembagian bab menjadi anak bab, dan anak bab menjadi sub bab, penulis kemudian menuangkannya kedalam kerangka karangan. Kerangkan karangan inilah yang dijadikan pijakan bekerja sehingga tidak terjadi penganalisaan yang tumpang tindih.
Contoh:
                  PENDAHULUAN
                  1.1   Latar Belakang Masalah
                              1.1.1 Latar Belakang
                              1.1.2  Masalah
                  1.2   Ruang Lingkup Permasalahan
                  1.3   Landasan Teori
                  1.4   Tujuan dan Manfaat Penelitian
                              1.4.1  Tujuan Penelitian
                              1.4.2  Manfaat Penelitian
                  1.5   Metode dan Teknik Penelitian
                  1.6   Populasi dan Sampel
                              1.6.1  Populasi
                                    1.6.2  Sampel
                       
         7.         Penulisan Makalah
Penulisan Pendahuluan
      Penulisan pendahuluan bertujuan untuk memusatkan perhatian pembaca atau peserta diskusi kepada masalah yang akan dibahas dan menunjukkan dasar pembahasannya dan penganalisisannya.
      Untuk mencapaitujuan itu, hal-hal yang biasa ditulis atau diurai pda bagian pendahuluan makalah sebagian berikut.
1.      Harapan yang seyogianya sudah terwujud sesuai dengan topic yang digarap.
2.      Fenomena yang melatarbelakangi muncullnya masalah.
Dalam penulisan pendahuluan makalah, deskripsi fenomena yang diketahui melalui pengamatan, harus dinyatakan sebagai hasil pengamatan; kalau diketahui melalui pembaca sumber tertulis, maka deskripsi fenomena itu harus dikutip
3.      Pentingnya masalah.
Selainkan mengemukakan pentingnya masalah, perlu juga diuraikan secara singkat efek negativ yang mungkin  ditimbulkan permasalahan itu apabila tidak dibahas untuk mendapatkan penyelesaiannya.
 4.    Rumusan Masalah
Masalah dapat dirumuskan daslam bentuk pernyataan dan pertanyaan.
 5.    Teori, pandangan,  dan sikap
 6.    Istilah
Cara terbaik untuk menentukan panjangnya pendahuluan adalah dengan menetapkan banyaknya uraian masing-masing.

Penulisan pembahasan
Penulisan pembahsan bertujuan untuk menemukan atau memperoleh jawaban yangjelas dan logis terhadap masalah atau pernyataan yang harus dijawab dalam makalah itu. Penulisan pembahasan harus dilakukan secara sistematis. Tiap bagian harus merupakan suatu kesatatuan, tetapi bukan kesatuan yang tertutup, melainkan kesatuan terbuka yang memberikan alternative hubungan organic kebelakang dan kedepan.

Penulisan Penutup
Penulisan penutup bertujuan untuk memberi simpulan dan saran.

         8.         Enumerasi
            Enumerasi adalah tata cara penomoran butir-butir pembicaraan dalam penulisan makalah. Tata cara penomoran bermacam-macam. Tata cara penomoran menyangkut penentuan cara menguraikan bagian pembahasan.



         9.         Penulisan Kutipan
            Kutipan adalah fakta, ide, opini atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis untuk mendukung dan memperjelas argument, posisi, tatu opini tertulis dalam suatu karya ilmiah. Dalam penulisan makalah kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan dan penulisan pembahasan. Dalam penulisan pendahuluan bisanya digunakan untuk menguraikan fenomena, pentingya masalah, teori atau pndangan yang digunakan, dan istilah khusus. Lalu, dalam penulisan pembahasan kutipan digunakan untuk mendukung argument dan opini penulis dalam membahas masalah. Semua kutipan yang digunakan dalam penulisan makalah, diberi tanda dengan nama keluarga pengarang, tahun terbit sumber kutipan, dan nomor urut halaman sumber kutipan itu..
Ada beberapa kata tertentu yang digunakan dalam penulisan kutipan, antara lain menyatakan, menerangkan, mengemukakan, berpendapat, melaporkan, menyarankan. Bila penulis menilai bahwakutipan itu merupakan suatu pernyataan penulis buku sumber, maka kata yang digunakan adalah menyatakan.
Contoh : Danim (2006 : 139 ) menyatakan, “kemampuan sekolah dibidang penganggaran hanya salah satu aspek dari persolan manajeman pendidikan dan pelatihan kita, termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan.
Kalau penulis sebuah sumber kutipan dua orang, kedua nama keluarga penulis ikut sebagai tanda. Akan tetapi, kalau penulisnya lebih dari dua orang yang ikut sebagai tanda kutipan , hanya nama keluarga penulis pertama dengan diikuti singkatan dkk.
Contoh: Saylor, dkk ( 1981 : 98 ) menyatakan, “Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang samapi saat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan”
Penulisan sumber kutipan yang dicantumkan dalam teks, dapat dibagi atas dua bentuk, yaitu bentuk integral dan non integral. Penulisan sumber kutipan dikatakan berbentuk integral apabila apa bila nama penulis yang pendapatnya dikutip menyatu dengan teks. Sedangkan penulisan sumber kutipan yang berbentuk nonintegral adalah penulisan kutipan yang  penulisnya tidak menyatu dengan teksnya.
Perhatikanlah contoh dibawah ini
Kutipan integral
·         Effendy (1997 : 32) menyatakan, “strategi pada hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan”.
Kutipan nonintegral
·         usaha periklanan bisa ditunjang oleh kegiatan Humas (Jefkins, 1996).

Konsistensi penulisan kutipan dalam penulisan sebuah makalah harus diwujudkan. Oleh karena itu, dalam rangka penulisan sebuah makalah penulis harus menetapkan salah satu ketentuan untuk ditaati.
Ø  Kalau nomor halaman rujukan ikut dijadikan sebagai tanda kutipan, maka setiap kali menulis kutipan mulai dari awal sampai akhir proses penulisan makalah nomor halaman buku rujukan tetap dijadikan salah satu tanda, sebaliknya juga kalau nomor buku rujukan tidak ikut dijadikan sebagai tanda kutipan, maka dari awal hingga akhir tidak perlu diikut sertakan.

       10.       Penulisan Daftar Rujukan
     Ada dua istilah yang digunakan untuk menamai bagian karya tulis, tempat sejumlah rujukan didaftarkan, yaitu daftar pustaka dan daftar rujukan. Kedua istilah itu mempunyai konsep yang berbeda. Daftar pustaka adalah sejumlah rujukan yang menjadi sumber kutipan yang member kutipan secara tidak langsung, sedangkan daftar rujukan adalah daftar semua sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan sebuah karya tulis.
      Petunjuk penulisan daftar rujukan.
a.       Nama penulis ditulis tanpa gelar.
b.      Identitas setiap buku rujukan diketik satu spasi dan jarak dua spasi untuk identitas buku selanjutnya.
c.       Buku-buku rujukan didaftarkan secara alpabetis dan tidak diberi nomor urut.
d.      Urutan identitas setiap buku dalam penulisannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku. Nama kota tempat penerbitan; nama penerbit. Dalam hal ini, judul buku harus digaris bawahi atau dicetak dengan huruf miring.
2)      Penulisan nama keluarga mendahului penulisan nama diri penulis dan dipisahkan dengan tanda koma.
3)      Bila buku ini ditulis oleh dua orang penulis, disisipkan kata dan diantara kedua nama penulis.
4)      Bila buku ini ditulis lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dengan menambahkan singkatan dkk, di belakangnnya.

       11.       Revisi
Jika konsep karya ilmiah sudah selesai, maka konsep perlu dibaca kembali. Mungkin konsep itu perlu direvisi, dikurangi atau perlu diperluas. Pada tahap ini penulis meneliti konsep atau naskah karya ilmiahnya secara menyeluruh tentang sistematika, ejaan, penggunaan bahasa, kutipan rujukan, dan sebagainya.


Adapun yang menjadi manfaat penyusunan karya ilmiah adalah sebagai berikut :

Menurut sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut.
1.      Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
2.      Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3.      Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam catalog pengarang atau katalog judul buku.
4.      Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
5.      Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
6.      Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.

BAB III

PENUTUP

 

A.   KESIMPULAN

Dari pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa, karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya.  Karya ilmiah juga biasa disebut karangan ilmiah yang disajikan secara fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang mesti diketahui oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan hasil karya ilmiah yang akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling harus mengetahui etika dan kode etik dalam penulisan karya ilmiah, tehnik penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar dan sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah serta harus menjalani dan menerima berbagai kendala dan masalah dalam proses penulisan karya ilmiah, karena itu merupakan suatu pembelajaran ketika akan membuat karya ilmiah. Karya ilmiah mempunyai beberapa jenis seperti, makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi, artikel, esai, opini, dan fiksi. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, serta memperluas wawasan.








Dwiloka, Bambang. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Rineka Cipta
Farkhan, M. 2006. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Penerbit Cella
Ritonga, dkk. 2010. Bahasa Indonesia Praktis.  Medan: Bartong Jaya