BAB I
PENDAHULUAN
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu
aturan tertentu. Aturan tersebut biasanya merupakan suatu persyaratan
tata tulis yang telah dibakukan. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah
dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan
tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah
setiap karangan ilmiah mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik
karangan ilmiah itu. Adanya tujuan penelitian, metode penelitian,
teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil
penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan
penelitian harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena
sasaran akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada
khalayak terkait. Oleh karena itu, menulis laporan merupakan
tahap akhir yang penting dalam penelitian, karena menulis laporan merupakan
proses komunikasi yang membutuhkan adanya pengertian yang sama antara penulis
dan pembaca.
Dengan belajar menulis karya ilmiah dapat memperjelas
sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga dalam pembahasannya
dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh pembaca.
1. Apa
pengertian karya ilmiah ?
2. Bagaimana
karakteristik karya ilmiah ?
3. Apa
syarat sebuah karya ilmiah ?
4. Bagaimana
struktur sebuah karya ilmiah ?
5. Bagaimana
pembuatan karya ilmiah ?
6. Apa
jenis-jenis karya ilmiah ?
3. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian
karya ilmiah
2.
Untuk mengetahui pengertian
karya ilmiah
3.
Untuk mengetahui karakteristik
karya ilmiah
4.
Untuk mengetahui syarat-syarat
sebuah karya ilmiah
5.
Untuk mengetahui struktur karya
ilmiah
6.
Untuk mengetahui cara pembuatan
karya ilmiah
7.
Untuk mengetahui jenis-jenis
karya ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Karya
Ilmiah menurut para ahli :
1.
Karangan ilmiah adalah karangan
ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodelogi penulisan
yang baik dan benar (Wardani, dkk 2007)
2.
Karya ilmiah merupakan hasil
pemikiran ilmiah tentang displin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis,
benar, logis, utuh, bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang benar.
(Pateda 1993: 93)
Dan dari kedua
pengertian di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Karya ilmiah itu adalah
jenis tulisan yang memiliki karakteristik dan gaya tersendiri, karena dia
disusun dengan aturan-aturan yang sangat ketat. Karya ilmiah merupakan hasil
pemikiran ilmiah tentang disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, benar, logis, utuh, bertanggung
jawab, serta menggunakan bahasa yang benar.
B. Ciri-ciri
Karya Ilmiah
1. Struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat
ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok
pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian
inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang
dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan
simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasan tersebut.
2. Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi
sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian
inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah
adalah objektif, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata
ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya
ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan
kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
C. Karakteristik Karya Ilmiah
Karakteristik karya ilmiah yang membedakannya dengan karya
non-ilmiah adalah :
- Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir dalam pembahasan masalah
- Lugas, dengan arti tidak mengandung interpretasi lain
- Logis, disusun berdasarkan urutan yang konsisten
- Efisien, hanya menggunakan kalimat yang penting dan mudah dipahami
- Efektif, ringkas dan padat
- Objektif berdasarkan fakta-fakta yang ada dan konkret
- Sistematis, baik penulisan maupun pembahasan sesuai prosedur dan system yang berlaku
Sifat karya ilmiah formal harus memenuhi syarat:
1.
lugas dan tidak emosional,
Mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi
yang lain).
2.
Logis, disusun berdasarkan
urutan yang konsisten
3.
Efektif, satu kebulatan
pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
4.
Efisien, hanya mempergunakan kata
atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
5.
Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.
E. Struktur
Karya Ilmiah
Selain sistematis,
benar, logis, utuh, bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang benar.
penulisan karya ilmiah juga ditentukan dari struktur penulisannya sendiri. Jika
diperhatikan, akan ditemukan bahwa karya ilmiah selalu tersusun dari tiga
bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. (UM, 2005; Musaddat,
2006).
1.
Bagian
Pelengkap Pendahuluan
Bagian ini
dimaksudkan husus pada halaman judul, karena itu juga, dalam setiap karya
ilmiah hanya terdapat satu bagian pelengkap pendahuluan. Halaman judul sendiri
berfungsi untuk menampilkan karangan agar terlihat lebih menarik. Pada halaman
judul ini dicantumkan hal-hal: judul tulisan, keterangan tugas (misalnya tugas
dari guru, dosen, atau disampaikan pada sebuah seminar), nama penulis, tempat,
dan tahun. Ada juga cara lain untuk menulis halaman judul selain yang sudah
disebutkan. Yaitu dengan tidak menggunakan halaman judul. Sebagai gantinya,
penulis meletakkan judul makalah dan informasinya pada bagian isi tulisan.
Judul tulisan dan nama penulis diletakkan di tengah atas, keterangan tentang
tugas serta keterangan penulis dicantumkan pada catakan kaki. Yang perlu
dipahami adalah bila menggunakan cara pertama, cara kedua tidak perlu
digunakan.
2.
Bagian Isi
Bagian ini
merupakan inti dari karya ilmiah. Kita dapat membaginya menjadi tiga bagian,
yaitu bagian pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Bagian pendahuluan berguna
untuk menarik perhatian pembaca terhadap masalah yang akan dibicarakan, oleh
karena itu, pendahuluan harus memuat (a) latar belakang masalah; (b) alasan
memilih topik; (c) uraian mengenai pentingnya masalah; (d) pembatasan ruang
lingkup masalah; dan (e) jika perlu ditutup dengan harapan penulis.
Bagian
pembahasan merupakan bagian utama dari bagian isi. Disinilah semua hasil riset
dan penelitian mengenai segala persoalan yang telah dibahas diuraikan secara
sistematis dan utuh. Kemudian bagian simpulan merupakan sari dari pokok-pokok
yang sudah diuraikan dalam bagian pembahasan. Simpulan sendiri harus dirumuskan
dengan tegas sebagai pendapat penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Namun banyak juga penulis yang tidak memberikan simpulan pada makalahnya,
melainkan menggunakan penutup. Konsekuensinya ketika memilih menggunakan bab
penutup adalah, penulis tidak perlu lagi memberikan simpulan, tetapi cukup
dengan memberikan harapan yang diinginkan. Pada konteks ini, tidak dibenarkan
menggunakan kedua cara ini secara bersamaan.
3.
Bagian
Pelengkap Penutup
Bagian ini
biasanya terdiri dari bibliografi atau daftar pustaka. Daftar pustaka sendiri
adalah daftar yang breisi judul buku-buku, artikel-artikel, atau bahan
penerbitan lainnya yang berhubungan dengan tulisan. Ada beberapa unsur yang
terdapat dalam daftar pustaka, antara lain: nama pengarang, tahun penerbitan,
judul buku, termasuk judul tambahan, tempat terbit, dan penerbit.
Sederhananya,
jika diurutkan secara vertikal, struktur karya tulis ilmiah akan menjadi
seperti ini:
- Bagiang pelengkap pendahuluan:
- Halaman judul (Wajib)
- Halaman pengesahan
- Moto dan persembahan/abstrak
- Kata pengantar
- Daftar isi
- Daftar tabel
- Daftar gambar
- Daftar lampiran
- Bagian isi:
- Pendahuluan:latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tinjauan/manfaat, definisi istilah
- Kajian pustaka/landasan teori/penelitian relevan/kerangka teori
- Metode penelitian: jenis penelitian, data dan sumber data, sample, metode pengumpulan data, metode analisis data, metode pengkajian hasil analisis data
- Hasil + pembahasan
- Simpulan dan saran/penutup
- Bagian pelengkap penutup:
- Daftar pustaka/bibliografi
- Lampiran-lampiran/biografi
Umum karya ilmiah di perguruan tinggi,
menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1.
Makalah adalah karya tulis
ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan
melalui proses berpikir deduktif atau induktif.
2.
Kertas kerja seperti halnya
makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan
data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja
lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
3.
Skripsi adalah karya tulis
ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif,
baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di
laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi
tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau
lebih di bidang spesialisasinya.
4.
Tesis adalah karya tulis ilmiah
yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan
pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5.
Disertasi adalah karya tulis
ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis
berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci).
Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.
Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan
penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
G. Pembuatan Karya Ilmiah
- Pemilihan Topik
Topic
adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap. Didalam
memi;ih topic karya Ilmiah harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini :
1) Topic harus bermanfaat dan layak
dibahas. Bermanfaat berarti bahwa pembahasan topic itu akan member sumbangan
bagi pengembangan ilmu dan profesi. Layak dibahas berarati bahwa topic itu
memang memerlukan pembahsan sesuai dengan bidang yang ditekuni.
2) Topic cukup menarik terutama bagi
penulis. Topic yang demikian dapat memotivasi penulis berusaha secara kontinu
mencari data yang berguna dalam membahas masalah yang dihadapi.
3) Topic dikenal baik. Ini berarti
topic yang dipilih harus topic yang diketahui atau dikuasai penulis sendiri.
4) Bahan yang diperlukan untuk
pembicaraan topic itu, dapat diperoleh dan cukup memadai.
5) Tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit.
- Pembatasan Topik
Topic yang terlalu umum atau luas,
yang tidak sesuai dengan kemampuan penulis untuk membicarakannya, dapat
dibatasi ruang lingkupnya. Hal ini dilakukan agar penulis tidak hanyut dalam
suatu persoalan yang tidak ada habis-habisnya dan dapat menulis dengan satu
tujuan khusus. Proses pembatasan topik dapat dipermudah
dengan cara membuat diagram jam, diagram pohon dan pyramid terbalik.
Dengan
cara diagram jam, topic diletakkan dalam sebuah lingkaran. Dari topic itu
diturunkan beberapa topic yang lebih sempit. Contoh :
Ilmu
kelautan
Laut fasifik laut
sebagai sumber energy
Lautan atlantik kekayaan di laut
LAUT
|
Indonesia LAUT
Laut sbg lap kerja kehidupan dalam laut
Peranan laut dalam kandungan
kimia air laut
Hubungan antar bangsa
Riwayat
Laut
- Penentuan Judul
Topic berbeda dengan judul. Topic
adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karya ilmiah. Sedangkan judul ialah
nama, title, atau semacam label untuk suatu karya ilmiah. Penentuan judul harus
dipikirkan secara serius dengan mengingat beberapa syarat berikut :
1) Judul
harus sesuai topic atau isi karya ilmiah
2) Judul
sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda bukan dalam bentuk kalimat.
Misalkan “Kerang Mutiara di Maluku Selatan Perlu dibudidayakan” di nilai tidak
tepat. Sebaiknya “Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan”.
3) Judul
karya ilmiah diusahakan sesingkat mungkin. Misalkan “Cara Yang Dilakukan Dalam
Menangani Dan Mencegah Klaim Pada PT Djakarta Loyd Cabang Medan-Belawan” dapat
disingkat menjadi “Proses Penanganan dan Pencegahan Klaim pada PT Djakarta Loyd
Cabang Medan-Belawan”.
4) Judul
karya ilmiah harus dinyatakan secara jelas.
- Perumusan Tema
Setelah penentuan judul, langkah
selanjutnya yaitu penentuan tema. Penulis membuat rumusan mengenai masalah dan
tujuan yang ingin dicapai tadi. Rumusan itu dinamakan tema. Untuk memenuhi
keperluan penyusunan sebuah kerangka tulisan ilmiah, rumusan tema harus
berbentuk kalimat. Rumusan singkat yang berisi tema dasar sebuah karya ilmiah,
disebut Thesis. Rumusan singkat yang tidak menekankan tema dasar disebut Pengungkapan maksud.
Perhatikan contoh pembuatan rumusan tesis dan pengungkapan
maksud dibawah ini !
v Topik : pertanian rakyat di Indonesia
Tujuan : mendorong rakyat untuk meningkatkan produksi pertanian
Tesis : dalam rangka meningkatkan produksi pertanian rakyat
Indonesia,
hendaknya rakyat di dorong atau dirangsang
dengan memberi kredit dan
penerangan.
v Topik : Penanganan Klaim Pada PT.
Djakarta Llloyd Cabang Medan-Belawan
v Tujuan : menggambarkan penanganan Klaim
Pada PT. Djakarta Llloyd Cabang
Medan-Belawan
v Pengungkapan : Penulis ingin menggambarkan penanganan klaim
pada PT Djakarta
Maksud Lloyd cabang
Medan Belawan sehingga gambaran proses penanganan
5.
Pengumpulan
bahan
Bahan penulisan adalah semua informasi
atau data yang relevan digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Dalam tahap
ini, penulis atau penyusun harus giat mencari informasi dari kepustaan mengenai
hal-hal yang ada relevansinya dengan judul yang digarap. Sumber utama bahan
penulis adalah pengalaman dan inferensi dari pengalaman. Untuk memperoleh
pengalaman yang diperlukan melalui observasi, pedoman wawaqncara, angket, atatu
instrument instrument lain dapat digunakan penulis.
6.
Penyusunan
kerangka makalah
Dalam kerangka karangan itu ditentukan
dahulu judul skripsi, makalah atau laporan penelitian, judul bab dan judul anak
bab. Judul bab dan judul anak bab merupakan pecaham masalah dari judul kerangka
ilmiah yang ditulis. Apabila sudah dibuat pembagian bab menjadi anak bab, dan
anak bab menjadi sub bab, penulis kemudian menuangkannya kedalam kerangka
karangan. Kerangkan karangan inilah yang dijadikan pijakan bekerja sehingga
tidak terjadi penganalisaan yang tumpang tindih.
Contoh:
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.1 Latar
Belakang
1.1.2 Masalah
1.2 Ruang Lingkup Permasalahan
1.3 Landasan Teori
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
1.4.2 Manfaat Penelitian
1.5 Metode dan Teknik Penelitian
1.6 Populasi dan Sampel
1.6.1 Populasi
1.6.2 Sampel
7.
Penulisan
Makalah
Penulisan
Pendahuluan
Penulisan pendahuluan bertujuan untuk
memusatkan perhatian pembaca atau peserta diskusi kepada masalah yang akan
dibahas dan menunjukkan dasar pembahasannya dan penganalisisannya.
Untuk mencapaitujuan itu, hal-hal yang
biasa ditulis atau diurai pda bagian pendahuluan makalah sebagian berikut.
1. Harapan
yang seyogianya sudah terwujud sesuai dengan topic yang digarap.
2. Fenomena
yang melatarbelakangi muncullnya masalah.
Dalam penulisan pendahuluan
makalah, deskripsi fenomena yang diketahui melalui pengamatan, harus dinyatakan
sebagai hasil pengamatan; kalau diketahui melalui pembaca sumber tertulis, maka
deskripsi fenomena itu harus dikutip
3. Pentingnya
masalah.
Selainkan mengemukakan pentingnya
masalah, perlu juga diuraikan secara singkat efek negativ yang mungkin ditimbulkan permasalahan itu apabila tidak
dibahas untuk mendapatkan penyelesaiannya.
4. Rumusan
Masalah
Masalah dapat dirumuskan daslam bentuk
pernyataan dan pertanyaan.
5.
Teori, pandangan, dan sikap
6.
Istilah
Cara terbaik untuk menentukan panjangnya
pendahuluan adalah dengan menetapkan banyaknya uraian masing-masing.
Penulisan pembahasan
Penulisan pembahsan bertujuan untuk
menemukan atau memperoleh jawaban yangjelas dan logis terhadap masalah atau
pernyataan yang harus dijawab dalam makalah itu. Penulisan pembahasan harus
dilakukan secara sistematis. Tiap bagian harus merupakan suatu kesatatuan,
tetapi bukan kesatuan yang tertutup, melainkan kesatuan terbuka yang memberikan
alternative hubungan organic kebelakang dan kedepan.
Penulisan Penutup
Penulisan penutup bertujuan untuk
memberi simpulan dan saran.
8.
Enumerasi
Enumerasi
adalah tata cara penomoran butir-butir pembicaraan dalam penulisan makalah.
Tata cara penomoran bermacam-macam. Tata cara penomoran menyangkut penentuan
cara menguraikan bagian pembahasan.
9.
Penulisan
Kutipan
Kutipan
adalah fakta, ide, opini atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis untuk
mendukung dan memperjelas argument, posisi, tatu opini tertulis dalam suatu
karya ilmiah. Dalam
penulisan makalah kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan dan penulisan
pembahasan. Dalam penulisan pendahuluan bisanya digunakan untuk menguraikan
fenomena, pentingya masalah, teori atau pndangan yang digunakan, dan istilah
khusus. Lalu, dalam penulisan pembahasan kutipan digunakan untuk mendukung
argument dan opini penulis dalam membahas masalah. Semua kutipan yang digunakan
dalam penulisan makalah, diberi tanda dengan nama keluarga pengarang, tahun
terbit sumber kutipan, dan nomor urut halaman sumber kutipan itu..
Ada beberapa kata tertentu yang
digunakan dalam penulisan kutipan, antara lain menyatakan, menerangkan,
mengemukakan, berpendapat, melaporkan, menyarankan. Bila penulis menilai
bahwakutipan itu merupakan suatu pernyataan penulis buku sumber, maka kata yang
digunakan adalah menyatakan.
Contoh :
Danim (2006 : 139 ) menyatakan, “kemampuan sekolah dibidang penganggaran hanya
salah satu aspek dari persolan manajeman pendidikan dan pelatihan kita,
termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan.
Kalau penulis sebuah sumber kutipan dua
orang, kedua nama keluarga penulis ikut sebagai tanda. Akan tetapi, kalau
penulisnya lebih dari dua orang yang ikut sebagai tanda kutipan , hanya nama
keluarga penulis pertama dengan diikuti singkatan dkk.
Contoh:
Saylor, dkk ( 1981 : 98 ) menyatakan, “Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang
samapi saat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan”
Penulisan sumber kutipan yang
dicantumkan dalam teks, dapat dibagi atas dua bentuk, yaitu bentuk integral dan
non integral. Penulisan sumber kutipan dikatakan berbentuk integral apabila apa
bila nama penulis yang pendapatnya dikutip menyatu dengan teks. Sedangkan penulisan
sumber kutipan yang berbentuk nonintegral adalah penulisan kutipan yang penulisnya tidak menyatu dengan teksnya.
Perhatikanlah contoh dibawah ini
Kutipan integral
·
Effendy (1997 : 32)
menyatakan, “strategi pada hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan”.
Kutipan nonintegral
·
usaha periklanan bisa
ditunjang oleh kegiatan Humas (Jefkins, 1996).
Konsistensi penulisan kutipan dalam
penulisan sebuah makalah harus diwujudkan. Oleh karena itu, dalam rangka
penulisan sebuah makalah penulis harus menetapkan salah satu ketentuan untuk
ditaati.
Ø Kalau nomor halaman
rujukan ikut dijadikan sebagai tanda kutipan, maka setiap kali menulis kutipan
mulai dari awal sampai akhir proses penulisan makalah nomor halaman buku
rujukan tetap dijadikan salah satu tanda, sebaliknya juga kalau nomor buku rujukan
tidak ikut dijadikan sebagai tanda kutipan, maka dari awal hingga akhir tidak
perlu diikut sertakan.
10.
Penulisan
Daftar Rujukan
Ada dua istilah yang digunakan untuk
menamai bagian
karya tulis, tempat sejumlah rujukan didaftarkan, yaitu daftar pustaka dan daftar
rujukan. Kedua istilah itu mempunyai konsep yang berbeda. Daftar pustaka adalah
sejumlah rujukan yang menjadi sumber kutipan yang member kutipan secara tidak
langsung, sedangkan daftar rujukan adalah daftar semua sumber kutipan yang
digunakan dalam penulisan sebuah karya tulis.
Petunjuk penulisan daftar rujukan.
a. Nama
penulis ditulis tanpa gelar.
b. Identitas
setiap buku rujukan diketik satu spasi dan jarak dua spasi untuk identitas buku
selanjutnya.
c. Buku-buku
rujukan didaftarkan secara alpabetis dan tidak diberi nomor urut.
d. Urutan identitas setiap
buku dalam penulisannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Nama
penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku. Nama kota tempat penerbitan;
nama penerbit. Dalam hal ini, judul buku harus digaris bawahi atau dicetak
dengan huruf miring.
2) Penulisan
nama keluarga mendahului penulisan nama diri penulis dan dipisahkan dengan
tanda koma.
3) Bila
buku ini ditulis oleh dua orang penulis, disisipkan kata dan diantara kedua
nama penulis.
4) Bila
buku ini ditulis lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama
dengan menambahkan singkatan dkk, di
belakangnnya.
11.
Revisi
Jika konsep karya ilmiah sudah selesai,
maka konsep perlu dibaca kembali. Mungkin konsep itu perlu direvisi, dikurangi
atau perlu diperluas. Pada tahap ini penulis meneliti konsep atau naskah karya
ilmiahnya secara menyeluruh tentang sistematika, ejaan, penggunaan bahasa,
kutipan rujukan, dan sebagainya.
Adapun
yang menjadi manfaat penyusunan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
Menurut
sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari
kegiatan tersebut.
1.
Penulis dapat terlatih
mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya
ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik
yang hendak dibahas.
2.
Penulis dapat terlatih
menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan
mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3.
Penulis dapat berkenalan dengan
kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam catalog pengarang atau
katalog judul buku.
4.
Penulis dapat meningkatkan
keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas
dan sistematis.
5.
Penulis dapat memperoleh
kepuasan intelektual.
6.
Penulis turut memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa, karya ilmiah adalah karya tulis yang
disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang
telah dilakukannya. Karya ilmiah juga
biasa disebut karangan ilmiah yang disajikan secara fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam penulisan karya ilmiah banyak
aspek yang mesti diketahui oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat
berperan dengan hasil karya ilmiah yang akan dibuat, misalnya, calon penulis
karya ilmiah paling harus mengetahui etika dan kode etik dalam penulisan karya
ilmiah, tehnik penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar dan sikap-sikap
dalam menulis karya ilmiah serta harus menjalani dan menerima berbagai kendala
dan masalah dalam proses penulisan karya ilmiah, karena itu merupakan suatu
pembelajaran ketika akan membuat karya ilmiah. Karya ilmiah mempunyai beberapa
jenis seperti, makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi, artikel, esai,
opini, dan fiksi. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk
menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan
dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu
pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan,
untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi
penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan
membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan
menyajikannya secara sistematis, serta memperluas wawasan.
Dwiloka, Bambang. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Rineka
Cipta
Farkhan, M. 2006. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta :
Penerbit Cella
Ritonga, dkk.
2010. Bahasa Indonesia Praktis. Medan: Bartong Jaya